Serangkai.co.id – Libur panjang Lebaran baru saja usai, namun data dari berbagai daerah menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami lonjakan di beberapa wilayah, terutama di Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan.

Dinas Kesehatan melaporkan bahwa perubahan cuaca, tingginya mobilitas warga, dan kurangnya kebersihan lingkungan jadi pemicu utama. Masyarakat diimbau untuk tidak lengah, karena DBD bisa menjadi mematikan jika tidak ditangani sejak dini.

1. Kenapa Pasca Lebaran Jadi Waktu Rawan DBD?

Libur panjang membuat banyak rumah kosong ditinggal mudik. Saat kembali, tak sedikit yang menemukan genangan air di ember, talang, atau pot tanaman—semua itu adalah surga bagi jentik nyamuk Aedes aegypti.

Selain itu, intensitas hujan yang masih tinggi di beberapa daerah memperparah situasi. Nyamuk berkembang biak lebih cepat saat suhu lembab dan lingkungan kotor.

2. Kenali Gejala DBD Sejak Awal

Makin cepat dikenali, makin besar peluang sembuh. Gejala umum DBD meliputi:

1. Demam tinggi mendadak (hingga 40°C)

2. Nyeri otot dan sendi (sering disebut “breakbone fever”)

3. Mual dan muntah

4. Bintik merah di kulit

5. Mimisan atau gusi berdarah

Jika mengalami gejala ini, segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk cek darah. Jangan menunggu sampai kondisi memburuk!

3. 5 Langkah Sederhana Cegah DBD di Rumah

1. 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas yang bisa jadi sarang nyamuk.

2. Periksa Tempat Penampungan Air secara rutin, termasuk dispenser dan vas bunga.

3. Gunakan kelambu atau lotion anti-nyamuk, terutama saat tidur siang dan malam.

4. Tanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, serai wangi, atau zodia.

5. Lapor ke RT atau Puskesmas jika ada warga sekitar terkena DBD agar dilakukan fogging terarah.

4. Program Fogging Bukan Solusi Akhir

Banyak yang salah kaprah: fogging dianggap satu-satunya cara cegah DBD. Padahal, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik. Solusi terbaik tetap berbasis kebersihan lingkungan dan edukasi keluarga.