Menjelang Lebaran 2025, Grab Indonesia resmi menyalurkan Bonus Hari Raya (BHR) kepada ratusan ribu mitra pengemudi. Langkah ini merupakan respons terhadap imbauan pemerintah untuk memberi apresiasi kepada para pekerja digital yang telah berkontribusi besar sepanjang tahun.

Namun, di balik kabar baik tersebut, muncul beragam respons dari lapangan. Ada yang senang, ada pula yang kecewa. Berikut tiga hal penting yang perlu kamu tahu soal BHR dari Grab:

1.  Besaran Bonus: Dari Rp50 Ribu Sampai Rp1,6 Juta

Grab menyebutkan bahwa bonus yang diberikan bervariasi, tergantung pada jenis kendaraan dan performa mitra. Untuk pengemudi roda dua (ojol), BHR berkisar antara Rp50.000 hingga Rp850.000. Sementara untuk roda empat (taksol), nilainya mencapai Rp1,6 juta.

Bonus ini dihitung berdasarkan kinerja mitra selama 12 bulan terakhir, mulai dari jumlah hari aktif, jam online, tingkat penerimaan order, hingga penyelesaian perjalanan. Artinya, semakin konsisten dan aktif mitra bekerja, semakin besar pula bonus yang diterima.

2. Banyak yang Senang, Tak Sedikit yang Kecewa

Foto: Fauzan/Antara

Meski dianggap sebagai bentuk apresiasi, beberapa mitra justru merasa nominal BHR yang mereka terima sangat kecil. Di media sosial, keluhan muncul dari pengemudi yang hanya mendapatkan Rp50 ribu, meskipun merasa sudah cukup aktif bekerja.

Di sisi lain, pengemudi yang menerima nominal besar mengakui bahwa mereka memenuhi seluruh syarat dari Grab. Ini memunculkan perdebatan soal transparansi dan keadilan dalam sistem penilaian kinerja yang digunakan oleh platform.

3. Tekanan Pemerintah Jadi Pemicu

Foto: Instagram/@Prabowo

Penyaluran BHR ini tak lepas dari dorongan pemerintah. Presiden Prabowo Subianto secara langsung mengimbau agar perusahaan teknologi seperti Grab dan Gojek memberikan bonus hari raya kepada mitra pengemudi sebagai bentuk kepedulian sosial.

Grab pun merespons cepat dengan menyalurkan BHR kepada lebih dari 500 ribu mitra. Perusahaan lain seperti Maxim dan Gojek juga ikut serta, meski skema bonusnya berbeda. Ini jadi langkah awal menuju perlindungan yang lebih layak bagi pekerja sektor digital di Indonesia.