14 April 2025 09:56
Serangkai.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengembangkan penyidikan terhadap kasus dugaan suap yang menyeret Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Muhammad Arif Nuryanta (MAN). Dalam penggeledahan yang dilakukan pada 11–12 April 2025, penyidik menyita sejumlah barang bukti mencolok, termasuk uang tunai dalam berbagai mata uang asing dan kendaraan mewah.
Gambar : Kabar24
Penyidik Kejagung menyita uang tunai dalam berbagai mata uang dari beberapa lokasi:
Dari rumah MAN :
65.000 dolar Singapura
7.200 dolar AS
Uang dalam pecahan ringgit Malaysia
Dari rumah Wahyu Gunawan :
40.000 dolar Singapura
5.700 dolar AS
200 yuan
Rp 10,8 juta
Dari rumah Aryanto (pengacara):
Rp 136,95 juta
Selain uang tunai, penyidik juga menyita empat unit mobil mewah, termasuk Ferrari Spider, Nissan GT-R, dan Mercedes-Benz. Tak hanya itu, 21 unit sepeda motor berbagai merek dan tujuh unit sepeda juga turut disita sebagai barang bukti
Gambar : CNN Indonesia
Kasus ini bermula dari dugaan suap sebesar Rp 60 miliar yang diterima oleh MAN saat menjabat sebagai Wakil Ketua PN Jakarta Pusat. Suap tersebut diduga diberikan untuk mempengaruhi putusan lepas (onslag) terhadap tiga korporasi dalam kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) pada Januari–April 2022.
Tiga korporasi tersebut adalah Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group. Dalam putusan pada 19 Maret 2025, majelis hakim memutuskan ketiganya lepas dari segala tuntutan hukum, meskipun jaksa sebelumnya menuntut uang pengganti dengan total mencapai Rp 17,5 triliun.
Gambar : Detik News
Selain MAN, Kejagung telah menetapkan tiga tersangka lainnya:
Wahyu Gunawan (Panitera Muda Perdata PN Jakarta Utara)
Marcella Santoso (pengacara)
Aryanto (pengacara)
Keempat tersangka saat ini telah ditahan di rumah tahanan yang berbeda untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Kesimpulan
Refleksi
Kasus ini membuka tabir gelap praktik korupsi dalam sistem peradilan Indonesia—lembaga yang seharusnya menjadi penjaga keadilan malah diduga menjadi bagian dari rekayasa hukum demi kepentingan korporasi. Penyitaan barang mewah dan uang dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa korupsi tidak hanya berlangsung diam-diam, tapi juga dengan gaya hidup mencolok. Ini menjadi tamparan bagi kepercayaan publik terhadap integritas pengadilan. Namun di sisi lain, penindakan yang cepat dan terbuka dari Kejagung memberi harapan bahwa pembersihan internal bisa dan harus dilakukan, terutama terhadap elite hukum yang menyalahgunakan wewenang. Jika aparat pengadilan bisa dibeli, maka keadilan akan selalu berpihak pada yang paling kuat dan paling kaya. Kasus ini harus menjadi momentum untuk reformasi peradilan yang lebih berani, lebih transparan, dan tidak pandang bulu.
Parentalk
•
15 April 2025
Kanal Sehat
•
15 April 2025
Arena Politik
•
15 April 2025
News Update
•
15 April 2025
News Update
•
15 April 2025
Sport
•
15 April 2025
BLAST!
•
15 April 2025
Arena Politik
•
15 April 2025
News Update
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
Sport
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
Breaking News
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
News Update
•
15 April 2025
Arena Politik
•
15 April 2025
Sport
•
15 April 2025
BLAST!
•
15 April 2025
Arena Politik
•
15 April 2025