ASEAN Jadi Medan Panas Perang Dagang Trump: Bagaimana Nasib Indonesia?

10 April 2025 12:53

Serangkai.co.idKawasan Asia Tenggara kini menjadi pusat perhatian dalam eskalasi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Negara-negara anggota ASEAN menghadapi tantangan besar akibat tarif impor yang signifikan, termasuk Indonesia.

1. Tarif Tinggi Mengancam Ekonomi ASEAN

Uploaded ImageGambar : Katadata

Pemerintahan Trump memberlakukan tarif impor yang bervariasi terhadap negara-negara ASEAN:

  • Vietnam: 46%
  • Thailand: 36%
  • Indonesia: 32%
  • Malaysia: 24%
  • Singapura: 10%

Langkah ini diklaim sebagai upaya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan AS, namun berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi di kawasan.

2. Dampak Langsung pada Indonesia

Uploaded ImageGambar : Radar Sampit

Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di ASEAN, menghadapi risiko signifikan. Tarif 32% yang dikenakan pada produk ekspor Indonesia ke AS dapat menurunkan daya saing produk nasional, terutama di sektor tekstil, elektronik, dan produk pertanian. Penurunan ekspor ini berpotensi memperlebar defisit neraca perdagangan dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik.

3. Respons Pemerintah Indonesia

Uploaded Image
Gambar : Info Ekonomi Indonesia

Menanggapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah balasan berupa tarif terhadap AS. Sebaliknya, pemerintah memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi terbaik. Selain itu, Indonesia berupaya meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain, termasuk memperkuat hubungan dengan mitra dagang di Eropa dan Asia.

4. Upaya Kolektif ASEAN

Uploaded ImageGambar : Cobisnis

Negara-negara ASEAN menyadari pentingnya solidaritas regional dalam menghadapi tekanan eksternal. Malaysia, sebagai Ketua ASEAN saat ini, mengusulkan pendekatan bersama untuk merespons kebijakan tarif AS. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menekankan perlunya koordinasi antar negara anggota untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan dan menghindari ketergantungan berlebih pada satu mitra dagang.

Analis memperingatkan bahwa kebijakan tarif AS dapat mendorong negara-negara ASEAN untuk semakin mendekat ke China, baik dalam hal perdagangan maupun investasi. China, sebagai mitra dagang utama bagi banyak negara ASEAN, dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan melalui inisiatif seperti Belt and Road Initiative (BRI).

 

Refleksi

Perang dagang yang kembali ditiupkan Presiden AS Donald Trump bukan sekadar sengketa tarif. Ini adalah medan geopolitik ekonomi yang menyamarkan kepentingan lebih besar: pengaruh dan dominasi. Dan kali ini, ASEAN jadi ladang strategis, bukan sekadar penonton. Indonesia, bersama negara-negara tetangga, dihadapkan pada pilihan sulit: bernegosiasi dengan kekuatan ekonomi besar atau menguatkan solidaritas regional yang kerap hanya terdengar di forum-forum seremonial. Tarik-menarik antara AS dan China membuat ASEAN seakan terjebak di tengah medan silang dua kekuatan global. Namun, di balik tekanan itu, muncul peluang. Perang dagang bisa menjadi pemicu restrukturisasi orientasi ekspor, penguatan industri lokal, hingga diplomasi ekonomi yang lebih cerdas dan tegas.

BACA JUGA
Hati-Hati Leptospirosis Setelah Banjir!

Kanal Sehat

13 April 2025

LAGI TRENDING
Hati-Hati Leptospirosis Setelah Banjir!

Kanal Sehat

13 April 2025

#2