10 April 2025 12:53
Serangkai.co.id – Kawasan Asia Tenggara kini menjadi pusat perhatian dalam eskalasi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Negara-negara anggota ASEAN menghadapi tantangan besar akibat tarif impor yang signifikan, termasuk Indonesia.
Gambar : Katadata
Pemerintahan Trump memberlakukan tarif impor yang bervariasi terhadap negara-negara ASEAN:
Langkah ini diklaim sebagai upaya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan AS, namun berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi di kawasan.
Gambar : Radar Sampit
Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di ASEAN, menghadapi risiko signifikan. Tarif 32% yang dikenakan pada produk ekspor Indonesia ke AS dapat menurunkan daya saing produk nasional, terutama di sektor tekstil, elektronik, dan produk pertanian. Penurunan ekspor ini berpotensi memperlebar defisit neraca perdagangan dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik.
Gambar : Info Ekonomi Indonesia
Menanggapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah balasan berupa tarif terhadap AS. Sebaliknya, pemerintah memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi terbaik. Selain itu, Indonesia berupaya meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain, termasuk memperkuat hubungan dengan mitra dagang di Eropa dan Asia.
Gambar : Cobisnis
Negara-negara ASEAN menyadari pentingnya solidaritas regional dalam menghadapi tekanan eksternal. Malaysia, sebagai Ketua ASEAN saat ini, mengusulkan pendekatan bersama untuk merespons kebijakan tarif AS. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menekankan perlunya koordinasi antar negara anggota untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan dan menghindari ketergantungan berlebih pada satu mitra dagang.
Refleksi
Perang dagang yang kembali ditiupkan Presiden AS Donald Trump bukan sekadar sengketa tarif. Ini adalah medan geopolitik ekonomi yang menyamarkan kepentingan lebih besar: pengaruh dan dominasi. Dan kali ini, ASEAN jadi ladang strategis, bukan sekadar penonton. Indonesia, bersama negara-negara tetangga, dihadapkan pada pilihan sulit: bernegosiasi dengan kekuatan ekonomi besar atau menguatkan solidaritas regional yang kerap hanya terdengar di forum-forum seremonial. Tarik-menarik antara AS dan China membuat ASEAN seakan terjebak di tengah medan silang dua kekuatan global. Namun, di balik tekanan itu, muncul peluang. Perang dagang bisa menjadi pemicu restrukturisasi orientasi ekspor, penguatan industri lokal, hingga diplomasi ekonomi yang lebih cerdas dan tegas.
News Update
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
Breaking News
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
Business
•
14 April 2025
Wara Wiri
•
13 April 2025
Kanal Sehat
•
13 April 2025
Arena Politik
•
13 April 2025
News Update
•
12 April 2025
Breaking News
•
12 April 2025
News Update
•
12 April 2025
News Update
•
11 April 2025
News Update
•
11 April 2025
Business
•
11 April 2025
Arena Politik
•
11 April 2025
Sport
•
11 April 2025
Wara Wiri
•
13 April 2025
Kanal Sehat
•
13 April 2025
Business
•
14 April 2025
News Update
•
14 April 2025
Breaking News
•
14 April 2025