23 Juni 2025 10:05
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas setelah parlemen dan militer Iran menyetujui kemungkinan menutup Selat Hormuz—jalur strategis pengiriman minyak dunia.
Gambar : Radar Sampit
Parlemen Iran, didukung militer, menyerukan penutupan Selat Hormuz sebagai respons atas serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklirnya. Langkah ini masih butuh persetujuan resmi oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, tetapi telah menimbulkan kekhawatiran besar di komunitas global energi. Rencana ini dipandang sebagai bentuk eskalasi geopolitik yang sangat berisiko, karena bisa memotong akses 20%–30% dari aliran minyak dunia yang melewati Selat Hormuz.
Gambar : CNN Indonesia
Selat Hormuz adalah jalur penting bagi ekspor minyak negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Irak. Setiap harinya, jutaan barel minyak melewati selat ini menuju Asia dan Eropa. Penutupan even sementara akan menyebabkan gangguan logistik besar, memicu kekacauan pasokan global, dan memberi tekanan besar pada pasar energi serta rantai industri
Gambar : Bloomberg Technoz
Harga minyak Brent sudah naik sekitar 10% dalam beberapa hari terakhir usai ancaman Iran muncul, menyentuh kisaran US$77–80 per barel. Para analis memperkirakan ketika pasar Asia dan Eropa buka, harga bisa melonjak lebih tinggi, berpotensi menembus US$100–150 per barel jika krisis berkepanjangan. Dampaknya bukan hanya pada harga energi, tapi juga inflasi global, yang bisa memicu stagflasi—fenomena kenaikan harga sekaligus melemahnya perekonomian.
Gambar : Raja Media
Amerika Serikat bereaksi keras terhadap rencana Iran tersebut. Gedung Putih dan Gedung Kapal Perang AS mengingatkan Iran bahwa menutup Hormuz akan menjadi "bunuh diri ekonomi", bukan hanya karena sanksi langsung tetapi juga kerugian sistemik bagi ekonomi global. Bahkan, AS meminta China untuk ikut menekan Iran agar tidak mengeksekusi ancaman selat, karena Beijing juga sangat tergantung pada minyak lewat rute tersebut.
Gambar : Klik Saja
Sementara itu, otoritas Iran menolak mundur. Ayatollah Khamenei dan militer Iran menyebut penutupan Hormuz sebagai balasan atas agresi asing dan tanda kekuatan nasional. Mereka berjanji mempercepat dan memperluas program nuklirnya serta memobilisasi kekuatan militer—seperti pasukan IRGC dan rudal jarak jauh—sebagai persiapan untuk kemungkinan konfrontasi lanjutan.
Kesimpulan
Refleksi
Penutupan Selat Hormuz oleh Iran bisa jadi pemicu resesi global mendesak. Saat ekonomi dunia masih rapuh pasca-pandemi, guncangan harga energi dapat menimbulkan efek domino serius—dari inflasi, gangguan industri, hingga ketegangan politik antar-negara. Inilah momen krusial bagi diplomasi internasional: apakah langkah bijak masih memungkinkan sebelum risiko berubah menjadi bencana global?
Business
•
23 Juni 2025
Geek Chats
•
23 Juni 2025
Arena Politik
•
23 Juni 2025
News Update
•
22 Juni 2025
Geek Chats
•
22 Juni 2025
News Update
•
19 Juni 2025
Arena Politik
•
16 Juni 2025
News Update
•
16 Juni 2025
News Update
•
13 Juni 2025
News Update
•
12 Juni 2025
News Update
•
12 Juni 2025
BLAST!
•
11 Juni 2025
Sport
•
11 Juni 2025
News Update
•
10 Juni 2025
News Update
•
10 Juni 2025
News Update
•
10 Juni 2025
News Update
•
05 Juni 2025
BLAST!
•
04 Juni 2025
BLAST!
•
11 Juni 2025
News Update
•
03 Juni 2025
BLAST!
•
03 Juni 2025